Sabtu, 25 Maret 2017

Resume Psikologi Pendidikan 3

0


MOTIVASI, PENGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN

Mengeksplorasi Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.

Perspektif tentang Motivasi
Perspektif Behavioral. Menekankan pada imbalan dan hukuman sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah kejadian atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid.
Perspektif Humanistis. Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan memilih nasib mereka, dan kualitas positif. Hierarki kebutuhan, konsep Maslow bahwa kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut :
-Fisiologis : lapar, haus, tidur
 -Keamanan : bertahan hidup
-Cinta dan rasa memiliki : kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
-Aktualisasi diri : realisasi potensi diri
Perspektif Kognitif. Menekankan bahwa pikiran murid akan memandu motivasi mereka. Motivasi kompetensi adalah ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan merekaa secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.
Perspektif Sosial. Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.

Motivasi untuk Meraih Sesuatu
Motivasi ekstrinsik melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi intrinsik, motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
Determinasi diri dan pilihan personal. Murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesatu karna keinginan sendiri, bukan karna kesukesan atau imbalan eksternal.
Pengalaman optimal. Ketika seseorang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. 
Imbalan ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Imbalan eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku. Akan tetapi, dalam beberapa situasi imbalan atau hadiah dapat memperlemah pembelajaran.

Motivasi, Hubungan dan Konteks Sosiokultural
Motif sosial, kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial.
Hubungan Sosial
Orang tua sangat berperan dalam motivasi belajar anak. Sebagian besar studi  menunjukkan adanya hubungan atau korelasi positif yang besar antara parenting dan motivasi belajar.
Teman sebaya, dapat memengaruhi motivasi anak melalui perbandingan sosial, kompetensi dan motivasi sosial, belajar bersama, dan pengaruh kelompok teman sebaya.
Guru, murid kemungkinan besar akan berkembang jadi manusia yang kompeten apabila mereka merasa diperhatikan. Karenanya guru harus mengenalnya dengan baik.

Murid Berprestasi Rendah dan Sulit Didekati
Murid berprestasi rendah dengan ekspektasi kesuksesan yang rendah, murid jenis ini perlu ters-menerus diyakinkan bahwa mereka bisa mencapai tujuan dan menghadapi tantangan yang telah anda tentukan untuk mereka dan anda perlu membantu mereka untuk mencapai sukses. Akan tetapi, mereka perlu diingatkn bahwa and akan menerima kemajuan mereka hanya sepanjang mereka melakukan upaya nyata.
Murid dengan sindrom kegagalan. Sindrom kegagalan adalah murid memiliki ekspektasi rendah untuk meraih kesuksesan dan menyerah saat menghadapi kesuksesan awal. Murid dengan sindrom kegagalan, tidak mau berusaha keras, sering kali mengerjakan tugas dengan setengah hati dan cepat menyerah saat pertama kali menghadapi kesulian.
Murid yang termotivasi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
-Nonperformance, strategi paling jelas untuk menghindari kegagalan adalah tidak mau mencoba. Taktik tidak mau mencoba ini antara lain : tampak ingin menjawab pertanyaan guru, tapi berharap guru memanggil murid lain, menduduk di bangku agar tidak dilihat guru, dan menghindari kontak mata.
-Berpura-pura, agar tidak dikritik karena tidak mau mencoba, beberapa murid tampak berpartisipasi tetapi dia melakukannya demi menhindari hukuman, bukan untuk sikses.
-Menunda-nunda, murid yang menunda-nunda belajar sampai menjelang ujian menghubungkan kegagalan mereka pada manajemen waktu yang buruk, dan karenanya orang lain tidak memerhatikan kemungkinan bahwa dia sesunguhnya memang tidak pandai atau tidak kompeten.
-Menentukan tujuan yang tak terjangkau, dengan menetapkan tujuan setinggi-tingginya sehingga kesuksesannya menjadi mustahil, seorang murid dapat terhindar dari kesan bahwa mereka tidak kompeten.
-“Kaki kayu akademik”, murid mengakui kelemahan personal kecil agar kelemahannya yang lebih besar tidak diketahui.  


0 komentar:

Posting Komentar