Sabtu, 10 Juni 2017

Pengelolaan Kelas (Resume)

0



Mengapa kelas perlu dikelola secara efektif

Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar dalam manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola kelas.  Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid.  Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengem-bangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran pada mikiran,  konstruksi pengetahuan sosial. 
Tren manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisplin diri dan tidak terlalu menekankan p kontrol eksternal atas diri murid. Secara historis,  dalam mengelola kelas,  guru dianggap sebagai pengatur.  Dalam tren yang lebih menekankan pada pelajar,  guru lebih dianggap sebagai pemandu,  koordinator dan fasilitator. Model manajemen kelas yang baru bu kan mengarah pada mode permisif.  Penekanan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berarti guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas.
Kelas Padat,  Kompleks,  dan Berpotensi Kacau

Dalam menganalisis lingkungan kelas,  Walter Doyle(1986)  mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya :

Kelas adalah multidimensional.  Kelas adalah setting untuk banyak aktivitas mulai dari aktivitas akademik seperti membaca,  menulis,  dan matematika sampai aktivitas sosial,  seperti bermain,  berkomunikasi dengan teman,  dan berdebat.  Guru harus mencatat jadwal dan membuat murid menuruti dengan jadwal.  Tugas harus diberikan,  dimonitor,  dikoleksi,  dan dievaluasi.  Murid punya kebutuhan individual yang lebih mungkin dipenuhi jika guru mau memerhatikannya.

Aktivitas terjadi secara simultan.  Aktivitas kelas terjadi secara simultan satu klaster(cluster murid mungkin mengerjakan tugas menulis,  yang lainnya mendiskusikan suatu cerita bersama guru,  dan murid lainnya mengerjakan tugas yang lain,  dan yang lainnya lagi mungkin berbicara tentang apa yang akan mereka lakukan setelah kelas dan seterusnya.

Hal hal terjadi secara cepat.  Kejadian sering kali terjadi di kelas dan mem butuhkan respons cepat.  Misalnya,  dua murid berdebat tentang kepemilikan sebuah buku catatan,  seorang murid mengeluh bahwa murid lain menyontek jawabannya,  ada murid yang mendahului giliran,  ada yang mencoret tangan  nya dengan pena,  dua murid tiba-tiba bertengkar saling mengejek

Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi.  Meskipun Anda membuat rencana dengan hati-hati dan rapi,  kemungkinan besar akan muncul kejadian di luar rencana:  alarm kebakaran berbunyi;  seorang murid sakiti dua murid berkelahi,  komputer rusak;  pertemuan tak terduga,  pemanas rusak di musik dingin,  dan sebagainya.


Hanya ada sedikit privasi.  Kelas adalah tempat publik di mana murid melihat bagaimana guru mengatasi masalah,  melihat kejadian tidak terduga,  dan mengalami frustrasi.  Beberapa guru melaporkan bahwa mereka merasa di atas bara api"  atau terus-menerus dipelototi.  Apa-apa yang terjadi dalam diri satu murid dilihat oleh murid lain,  dan murid lain itu membuat atribusi tentang apa yang terjadi.  Dalam satu kasus,  mereka mungkin memandang bahwa guru tidak adil dalam memberi hukuman.  Dalam kasus lain,  mereka mungkin mengapresiasi sensitivitas guru terhadap perasaan murid.

Kelas punya sejarah.  Murid punya kenangan tentang apa yang terjadi di kelas pada waktu dahulu. Mereka ingat bagaimana guru menangani perilaku yang bermasalah di awal tahun, dimana guru bersikap pilih kasih,  dan bagaimana cara guru menepati janjinya.  Karena masa lalu memengaruhi masa depan,  adalah penting bagi guru untuk mengelola kelas dengan cara yang mendukung ketimbang melemahkan pembelajaran esok hari.  Ini berarti bahwa minggu pertama tahun sekolah adalah penting untuk membangun prinsip manajemen yang efektif.

0 komentar:

Posting Komentar