Andragogi berlaku bagi segala bentuk
pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan
program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill), seperti pengembangan
manajemen. Seni mengajar orang dewasa
berlaku disemua tempat, ketika peserta didik atau warga belajarnya menunjukkan
tanda-tanda kedewasaan yang baik. Dengn demikian aplikasi andragogi berlaku di
ruang ruang khusus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan
profesional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain.
Istilah
andragogi seringkali dijumpai dalam proses pembelajaran orang dewasa (adult
learning), baik dalam proses pendidikan nonformal (Pendidikan Luar
Sekolah) maupun dalam proses pembelajaran pendidikan formal. Pada pendidikan
nonformal teori dan prinsip andragogi digunakan sebagai landasan proses
pembelajaran pada berbagai satuan, bentuk dan tingkatan (level) penyelenggaraan
pendidikan nonformal. Pada pendidikan formal andragogi seringkali digunakan
pada proses pembelajaran pada tingkat atau level pendidikan menengah atas.Namun
demikian dalam menerapkan konsep, prinsip andragogi pada proses pembelajaran
sebenarnya tidak secara mutlak harus berdasar pada bentuk, satuan tingkat atau
level pendidikan, akan tetapi yang paling utama adalah berdasar pada kesiapan
peserta didik untuk belajar.
Dugan
(1995) mendefinisikan andragogi lebih pada asal katanya, andragogi berasal dari
Bahasa Yunani. Andra berarti manusia dewasa, bukan anak-anak, menurut istilah,
andragogi berarti ilmu yang mempelajari bagaimana orang tua belajar. Definisi
tersebut sejalan dengan apa yang diartikan Sudjana (2004), disebutkan bahwa,
andragogi berasal dari bahasa yunani "andra dan agogos".
Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin atau membimbing,
sehingga andragogi dapat diartikan ilmu tentang cara membimbing orang dewasa
dalam proses belajar . Andragogi juga sering diartikan sebagai seni dan ilmu
yang membantu orang dewasa untuk belajar (the art and science of helping
adult learn). Definisi tersebut sejalan dengan pemikiran Knowles dalam
Srinivasan (1977) menyatakan bahwa: andragogi as the art and science to
helping adult a learner.
Pada
konsep lain andragogi seringkali didefinisikan sebagai pendidikan orang dewasa
atau belajar orang dewasa. Definisi pendidikan orang dewasa merujuk pada
kondisi peserta didik orang dewasa baik dilihat dari dimensi fisik (biologis),
hukum, sosial, dan psikologis. Istilah dewasa didasarkan atas kelengkapan
kondisi fisik juga usia, dan kejiwaan, disamping itu pula orang dewasa dapat
berperan sesuai dengan tuntutan tugas dan status yang dimiliknya.
Seorang guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki
seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik
anak. Guru bukan hanya sekedar
terampil dalam menyampaikan bahan ajar, namun
disamping itu ia juga harus mampu
mengembangkan pribadi anak, mengembangkan watak anak,
dan mengembangkan serta
mempertajam hati nurani anak. Pedagogi merupakan ilmu
yang mengkaji bagaimana membimbing anak, bagaimana sebaiknya pendidik
berhadapan dengan anak didik, apa tugas pendidik dalam mendidik anak, apa yang
menjadi tujuan mendidik anak. Pendidikan mengandung tiga aspek, yaitu mendidik,
mengajar dan melatih, dan di bawah ini akan diuraikan perbedaan antara ketiga
aspek tersebut, yaitu perbedaan antara mendidik, mengajar dan melatih.
Pendidikan dalam arti khusus
Pedagogi merupakan kajian
pendidikan. Secara etimologi berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti
anak laki-laki dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik
secara harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang
pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan,
pedagogi ialah seorang ahli, yang membimbing anak ke arah tujuan hidup
tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang
mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak
ia “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”.
Jadi pedagogi adalah Ilmu Pendidikan
Anak Langveld (1980) membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”.
Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada
pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita
membimbing anak , mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan,
yang lebih menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan
membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan
objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak,
hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan.
Dalam bahasa Inggris istilah
pendidikan digunakan kata “education”, biasanya istilah tersebut dihubungkan
dengan pendidikan di sekolah, dengan alasan, bahwa di sekolah tempatnya anak
dididik oleh para ahli yang khusus mengalami pendidikan dan latihan sebagai
profesi. Kata education berhubungan dengan kata Latin “educere” yang berarti
“mengeluarkan suatu kemampuan” (e = Keluar, ducere = yang memimpin), jadi
berarti membimbing untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri
anak. Kata “educere” kita temukan dalam kata konduktor, yaitu seseorang yang
“memimpin kereta api dalam perjalanan (kondektur)”. Dalam ilmu listrik,
konduktor ialah bahan (biasanya logam) yang dapat “membawa aliran listrik.
Dalam bahasa Belanda kita temukan untuk pendidikan akta “opvoeden” (op = ke
atas, voeden = memberi makan) disini memberi makan diambil kiasannya, yaitu
memberi makanan rohani untuk meningkatkan kecakapan dan derajat seorang anak.
Dalam bahasa Jerman untuk mendidik
dipakai kata “orziehen” (or = keatas, ziehen = menarik) jadi “orziehen” yang
berarti “menarik keatas” menggambarkan secara kiasan, bahwa mendidik itu
meningkatkan (menarik keatas) kecakapan dan derajat seseorang. Dalam arti
khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
Ahmadi dan Uhbiyati (1991) mengemukakan beberapa definisi pendidikan sebagai
berikut :
a. Menurut Prof. Hoogeveld, mendidik adalah membantu
anak supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung
jawab sendiri.
b. Menurut Prof. S. Brojonegoro, mendidik berarti
memberi tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan
perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.
c. Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Jadi pendidikan dalam arti khusus
hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum
dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah anak menjadi dewasa dengan segala
cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan dalam arti khusus ini
menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga, dalam
arti tanggung jawab keluarga. Hal tersebut lebih jelas dikemukakan oleh
Drijarkara (Ahmadi, Uhbiyati, 1991) bahwa :
a. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan
tritunggal ayah – ibu – anak, dimana terjadi pemanusiaan anak. Dia berproses untuk
memanusiakan sendiri sebagai manusia purnawan.
b. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan
tritunggal ayah – ibu – anak, dimana terjadi pembudayaan anak. Dia berproses
untuk akhirnya membudaya sendiri sebagai manusia purnawan
c. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan
tritunggal ayah – ibu – anak, dimana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dengan
mana dia berproses untuk akhirnya bisa melaksanakan sendiri sebagai manusia
purnawan.
Menurut Drijarkara, pendidikan
secara prinsip adalah berlangsung dalam lingkungan keluarga. Pendidikan
merupakan tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu yang merupakan figur
sentral dalam pendidikan. Ayah dan Ibu bertanggung jawab untuk membantu
memanusiakan, membudayakan, dan menanamkan nilai-nilai terhadap anak-anaknya.
Bimbingan dan bantuan ayah dan ibu tersebut akan berakhir apabila sang anak
menjadi dewasa, menjadi manusia sempurna atau manusia purnawan (dewasa).
Dari uraian diatas, pedagogi pembahasannya terbatas
pada anak, jadi yang menjadi objek kajian pedagogi adalah pergaulan pendidikan
antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa, menurut Langeveld disebut
“situasi pendidikan”. Jadi proses pendidikan menurut pedagogik berlangsung
sejak anak lahir sampai anak mencapai dewasa (pengertian dewasa akan dijelaskan
pada bagian pembahasan tujuan pendidikan). Pendidik dalam hal ini bisa orang
tua dan/atau guru yang fungsinya sebagai pengganti orang tua, membimbing anak
yang belum dewasa mengantarkannya untuk dapat hidup mandiri, agar anak dapat
menjadi dirinya sendiri.